Putri paham ini semua sudah berakhir. Namun mengapa masih ada rasa yang tertinggal untuk si Ayam. Mungkin memang butuh waktu sedikit lebih panjang untuk membuat semuanya kembali normal. Hubungan kami pun sudah seperti teman pada umumnya. Sedikit rasa yang tertinggal itu selalu meninggalkan perih jika melihat atau mendengarnya lebih enjoy bercengkrama dengan sosok Hawa yang lain.
Huuffff...
Sebenarnya seperti apa dalamnya rasa yang Putri miliki untuk si Ayam. Mengapa Putri belum pernah rela melepasnya untuk Hawa yang lain. Tuhan, Putri mohon, hapus semua memory indah tentangnya. Mungkin itu yang menyebabkan Putri belum mampu melepasnya.
Dan, bukan sosok Adam yang baru yang bisa membuat memory ini terbang seperti udara. Mungkin untuk saat ini membiarkan Putri sendiri tanpa pasangan akan membuat Putri lebih baik. Putri bukan seperti perempuan yang lain, yang bisa dengan mudah jatuh cinta pada siapapun yang mampu memberikan perhatian lebih pada Putri. Putri perlu belajar lagi tentang cinta yang sebenarnya. Tentang Keikhlasan, tentang pengertian, tentang berbagi, tentang kepercayaan....
Munafik kalau Putri bilang Putri kapok jatuh cinta, karena tak ada satu orang pun yang mampu hidup tanpa cinta. Suatu saat nati, rasa itu pasti datang lagi. Biarkan Putri memilih dulu apa yang terbaik untuk hidup Putri.
Paling tidak, aku bahagia masih bisa mendengarmu tertawa dan bahagia....
Walaupun bukan dengan ku....